Mengidentifikasi Faktor-faktor yang Menyebabkan Pemanasan Global di Indonesia
Ekspert di bidang iklim, Dr. Rizaldi Boer, mengatakan bahwa Indonesia berkontribusi besar terhadap pemanasan global. "Deforestasi dan konversi lahan menjadi perkebunan, seperti kelapa sawit, adalah faktor utama," tuturnya. Faktor lainnya adalah emisi gas rumah kaca yang berasal dari sektor energi dan transportasi. Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, sektor energi dan transportasi berkontribusi sebanyak 41% terhadap total emisi nasional.
Kemudian, ada juga kontribusi dari sektor industri dan pertanian. "Sektor ini menghasilkan metana, gas rumah kaca yang lebih kuat dari karbon dioksida," jelas Dr. Boer. Tidak hanya itu, kebakaran hutan dan lahan juga menjadi penyebab utama. Dalam setahun, asap dari kebakaran hutan dapat menghasilkan emisi setara dengan emisi tahunan dari sektor transportasi.
Menelaah Dampak Utama Pemanasan Global terhadap Ekosistem dan Masyarakat Indonesia
Pemanasan global berdampak buruk terhadap kehidupan masyarakat dan ekosistem di Indonesia. Seorang peneliti dari Pusat Kajian Sumber Daya Air IPB, Dr. Firdaus Ali, memaparkan, "Naiknya suhu bumi berdampak pada peningkatan frekuensi dan intensitas bencana alam, seperti banjir dan kekeringan." Akibatnya, terjadi kerugian ekonomi dan sosial yang besar.
Selain itu, pemanasan global juga merusak ekosistem laut. "Kenaikan suhu menyebabkan peningkatan keasaman laut, yang berdampak pada kesehatan terumbu karang dan kehidupan laut lainnya," jelas Dr. Ali. Ini tentu saja berdampak buruk bagi nelayan dan industri perikanan di Indonesia.
Untuk merespon hal ini, Indonesia membutuhkan kebijakan yang jitu. Seperti yang disampaikan oleh Dr. Boer, "Kita perlu upaya serius untuk mengurangi emisi dan menjaga kelestarian hutan." Memang, tantangan kita besar, tetapi dengan kerja sama dan komitmen, kita dapat meredam dampak buruk pemanasan global. Untuk Indonesia, untuk bumi.